Rabu, 04 Januari 2017

BRIGATA CURVA SUD


BCS tak bisa dipungkiri adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap "Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka. Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara orang ke orang.
Akhirnya mereka mulai diakui dan ternyata mereka membuktikan pengakuan keberadaan BCS ini lebih dari ekspetasi. Bukan hanya dukungan dilapangan, mereka membangun unit usaha untuk PSS Sleman, dari mulai distro CSS Shop, CS Mart, CS Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS Magazine. Aksi distadion juga luar biasa salah satunya adalah koreo yang sudah menjadi ciri mereka. Tak salah jika hanya di fanpage PSS Sleman yang bertanya "tadi koreonya apa lik?". Ini yang membuat Maguwo dari yang sepi penonton hingga kini yang sesak penuh penonton. Keluarga pun menjadi nyaman datang ke stadion karena memang edukasi kedewasaan yang baik dari mereka mempengaruhi suasana di stadion. Chants tidak ada yang berbahasa kasar membuat anak anak pun nyaman menghapalkan lagu lagu BCS. Bahkan chants mereka menjadi edukasi yang baik karena berbahasa Italy, Inggris dan Indonesia membuat orang mau belajar bahasa. Kenapa tidak ada bahasa jawa? itu sudah milik Slemania, sehingga saat kita di stadion kita disuguhkan suasana eropa di tanah jawa sungguh sangat mengasikan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
     
Akhirnya mereka mulai diakui dan ternyata mereka membuktikan pengakuan keberadaan BCS ini lebih dari ekspetasi. Bukan hanya dukungan dilapangan, mereka membangun unit usaha untuk PSS Sleman, dari mulai distro CSS Shop, CS Mart, CS Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS Magazine. Aksi distadion juga luar biasa salah satunya adalah koreo yang sudah menjadi ciri mereka. Tak salah jika hanya di fanpage PSS Sleman yang bertanya "tadi koreonya apa lik?". Ini yang membuat Maguwo dari yang sepi penonton hingga kini yang sesak penuh penonton. Keluarga pun menjadi nyaman datang ke stadion karena memang edukasi kedewasaan yang baik dari mereka mempengaruhi suasana di stadion. Chants tidak ada yang berbahasa kasar membuat anak anak pun nyaman menghapalkan lagu lagu BCS. Bahkan chants mereka menjadi edukasi yang baik karena berbahasa Italy, Inggris dan Indonesia membuat orang mau belajar bahasa. Kenapa tidak ada bahasa jawa? itu sudah milik Slemania, sehingga saat kita di stadion kita disuguhkan suasana eropa di tanah jawa sungguh sangat mengasikan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
1391835995205462020113918359341188004987

BCS tak bisa dipungkiri adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap "Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka. Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara orang ke orang.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
BCS tak bisa dipungkiri adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap "Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka. Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara orang ke orang.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
BCS tak bisa dipungkiri adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap "Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka. Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara orang ke orang.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar