BCS tak bisa dipungkiri adalah nafas baru yang membuat detak
jantung PSS Sleman kembali berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial
yang membuat tim kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS
datang bukan langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang
kecil namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan
mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya secuil
bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap
"Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS
Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar mereka
mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli Sleman ada
pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju hitam lengkap
dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka. Bernyanyi lantang dan tidak
menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan mengintimidasi lawan atau supporter
lain bahkan wasit, hanya fokus bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka
adalah memberi dukungan financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan
kaos secara orang ke orang.
Akhirnya mereka mulai
diakui dan ternyata mereka membuktikan pengakuan keberadaan BCS ini
lebih dari ekspetasi. Bukan hanya dukungan dilapangan, mereka membangun
unit usaha untuk PSS Sleman, dari mulai distro CSS Shop, CS Mart, CS
Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS
Magazine. Aksi distadion juga luar biasa salah satunya adalah koreo yang
sudah menjadi ciri mereka. Tak salah jika hanya di fanpage PSS Sleman
yang bertanya "tadi koreonya apa lik?". Ini yang membuat Maguwo dari
yang sepi penonton hingga kini yang sesak penuh penonton. Keluarga pun
menjadi nyaman datang ke stadion karena memang edukasi kedewasaan yang
baik dari mereka mempengaruhi suasana di stadion. Chants tidak ada yang
berbahasa kasar membuat anak anak pun nyaman menghapalkan lagu lagu BCS.
Bahkan chants mereka menjadi edukasi yang baik karena berbahasa Italy,
Inggris dan Indonesia membuat orang mau belajar bahasa. Kenapa tidak ada
bahasa jawa? itu sudah milik Slemania, sehingga saat kita di stadion
kita disuguhkan suasana eropa di tanah jawa sungguh sangat mengasikan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Akhirnya mereka mulai
diakui dan ternyata mereka membuktikan pengakuan keberadaan BCS ini
lebih dari ekspetasi. Bukan hanya dukungan dilapangan, mereka membangun
unit usaha untuk PSS Sleman, dari mulai distro CSS Shop, CS Mart, CS
Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS
Magazine. Aksi distadion juga luar biasa salah satunya adalah koreo yang
sudah menjadi ciri mereka. Tak salah jika hanya di fanpage PSS Sleman
yang bertanya "tadi koreonya apa lik?". Ini yang membuat Maguwo dari
yang sepi penonton hingga kini yang sesak penuh penonton. Keluarga pun
menjadi nyaman datang ke stadion karena memang edukasi kedewasaan yang
baik dari mereka mempengaruhi suasana di stadion. Chants tidak ada yang
berbahasa kasar membuat anak anak pun nyaman menghapalkan lagu lagu BCS.
Bahkan chants mereka menjadi edukasi yang baik karena berbahasa Italy,
Inggris dan Indonesia membuat orang mau belajar bahasa. Kenapa tidak ada
bahasa jawa? itu sudah milik Slemania, sehingga saat kita di stadion
kita disuguhkan suasana eropa di tanah jawa sungguh sangat mengasikan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
BCS tak bisa dipungkiri
adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali
berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim
kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan
langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil
namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan
mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya
secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap
"Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS
Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar
mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli
Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju
hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka.
Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan
mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus
bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan
financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara
orang ke orang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
BCS tak bisa dipungkiri
adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali
berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim
kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan
langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil
namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan
mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya
secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap
"Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS
Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar
mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli
Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju
hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka.
Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan
mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus
bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan
financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara
orang ke orang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
BCS tak bisa dipungkiri
adalah nafas baru yang membuat detak jantung PSS Sleman kembali
berdenyut. PSS kala itu dilanda krisis financial yang membuat tim
kebanggaan Sleman ini mulai meredup dan hampir padam. BCS datang bukan
langsung menjadi seperti sekarang ini. Dimulai dari massa yang kecil
namun mempunyai mimpi yang besar. Diremehkan? ya pada awal kebanyakan
mungkin orang akan tertawa melihat supporter tribun selatan yang hanya
secuil bernyanyi untuk tim yang sedang "bangkrut". Namun mereka tetap
"Ora Muntir!" (tidak takut) karena sebuah mimpi mereka membangun PSS
Sleman. Karena memang unik dan mempunyai ide ide kreatif yang segar
mereka mulai mendapat hati dari berbagai masyarakat. Ada yang dari asli
Sleman ada pula Mahasiswa perantauan yang bergabung dalam BCS. Ide baju
hitam lengkap dengan bandana dan bersepatu adalah atribut mereka.
Bernyanyi lantang dan tidak menyanyikan lagu lagu berbahasa kasar dan
mengintimidasi lawan atau supporter lain bahkan wasit, hanya fokus
bernyanyi untuk PSS Sleman. Dan cita cita mereka adalah memberi dukungan
financial bagi PSS yang kala itu dimulai dari berjualan kaos secara
orang ke orang.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/helmuts/mengenal-brigata-curva-sud-lebih-dalam_552c54676ea834765c8b459b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar